PRODUCT INFO
Welcome to e-travel Garuda Indonesia.
Memperkenalkan era kenyamanan baru perjalanan udara dari Garuda Indonesia. Nikmati penerbangan yang aman, nyaman dan mudah bersama Garuda Indonesia dengan menggunakan fasilitas e-travel.
e-travel adalah fasilitas yang disediakan untuk kemudahan pelanggan dalam menggunakan penerbangan Garuda Indonesia meliputi sbb;
easy booking
epayment
eticketing
easy check in
enjoy flying
"easy booking". Dapatkan kemudahan reservasi dan transaksi penerbangan lainnya kapan dan di manapun Anda berada dengan menghubungi Garuda Indonesia Call Center 24 jam (0-804-1-807-807) atau (021-2351 9999).
"epayment". Pembayaran tiket lebih mudah dan cepat melalui beragam fasilitas online payment termasuk (Credit Cards, ATM, Phone Banking, Mobile Banking dan Internet Banking). Setelah mendapatkan konfirmasi pembukuan dari call center, Anda akan mendapatkan kode booking dan 13 digit kode pembayaran.
-Untuk pembayaran dengan menggunakan kartu kredit(Visa atau Master) Anda cukup memasukkan 16 digit nomor kartu kredit Anda dan ikuti petunjuk yang diberikan oleh mesin transaksi pada Call Center 24 jam Garuda Indonesia.
-Cara pembayaran lain adalah melalui berbagai fasilitas transaksi perbankan seperti ATM, Mobile Banking, Phone Banking , Internet Banking dari bank-bank yang menjadi mitra Garuda Indonesia (BCA, BNI, Mandiri, Niaga, Lippo dan Permata).
"eticketing". Demi efisiensi dan kemudahan bagi pelanggan, Garuda Indonesia kini memberlakukan e-ticket (tiket elektronik atau tiket tanpa kertas) untuk semua penerbangan tujuan domestik dan penerbangan tujuan Singapura dengan keberangkatan dari Jakarta. Dengan fasilitas e-ticket data penerbangan Anda akan tersimpan dengan aman dalam sistem reservasi Garuda Indonesia sehingga Anda tidak perlu takut tiket Anda hilang atau tertinggal. Bila diperlukan Anda dapat memperoleh Itenerary Receipt*) sebagai pengganti tiket di seluruh kantor penjualan Garuda Indonesia dan agen perjalanan yang ditunjuk.
*)Itinerary Receipt bukan dokumen berharga, Anda dapat memperolehnya di seluruh kantor penjualan Garuda Indonesia termasuk di bandara, bahkan untuk pelanggan yang melakukan pembelian tiket dengan fasilitas online payment, data Itinerary Receipt dapat dikirim ke alamat email Anda.
"easy check-in". Beragam layanan check-in disediakan untuk kemudahan Anda, Kini dengan fasilitas Telephone Check-in Anda cukup menghubungi Call Center 24 jam (0-804-1-807-807) atau (021-2351 9999) untuk melakukan check-in mulai dari 24 jam hingga 4 jam sebelum jadwal keberangkatan Anda. Untuk sementara layanan Telepon Check-in tersedia bagi:
-Pelanggan Executive Class yang berangkat dari Jakarta ke seluruh penerbangan tujuan domestik dan ke Singapura.
-Pelanggan Economy Class tujuan domestik dari Jakarta yang menggunakan fasilitas online payment.
Setelah melakukan Telephone Check-in, boarding pass untuk sekali jalan dapat diperoleh di e-travel counter Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta.
"enjoy flight". Selanjutnya nikmatilah penerbangan penuh kenyamanan khas Garuda Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai fasilitas layanan ini, hubungi Call Center 24 jam (0-804-1-807-807) atau (021-2351 9999) atau klik http://www.garuda-indonesia.com
Sunday, March 4, 2007
Thursday, March 1, 2007
Tips Perjalanan Bagi Penumpang
WAWASAN:
Demi kenyamanan, rencanakan perjalanan Anda dan melakukan reservasi sedini mungkin melalui Call Center Garuda Indonesia 24 Jam (0 0804 1 807 807) atau 021- 2351 9999).
Saat melakukan reservasi, mohon memberikan nomor telepon yang mudah dihubungi, agar petugas dapat menginformasikan jika ada info yang akan disampaikan.
Demi perlindungan asuransi, petugas akan mencocokkan nama di tiket dengan kartu identitas Anda (KTP/SIM/Passport).
Proses check-in akan ditutup 30 menit sebelum keberangkatan untuk rute domestic dan 60 menit untuk rute international. Untuk menghindari antrian panjang di Bandara, anda disarankan menggunakan city check-in di kantor penjualan Garuda.
Barang berharga (obat, uang, perhiasan, dokumen, surat berharga, hp, camera, handycam dan lainnya) harap disimpan/dibawa penumpang sendiri. Bagasi kabin maksimal berukuran panjang 56 cm, lebar 26 cm dan tebal 23 cm.
Demi kenyamanan, rencanakan perjalanan Anda dan melakukan reservasi sedini mungkin melalui Call Center Garuda Indonesia 24 Jam (0 0804 1 807 807) atau 021- 2351 9999).
Saat melakukan reservasi, mohon memberikan nomor telepon yang mudah dihubungi, agar petugas dapat menginformasikan jika ada info yang akan disampaikan.
Demi perlindungan asuransi, petugas akan mencocokkan nama di tiket dengan kartu identitas Anda (KTP/SIM/Passport).
Proses check-in akan ditutup 30 menit sebelum keberangkatan untuk rute domestic dan 60 menit untuk rute international. Untuk menghindari antrian panjang di Bandara, anda disarankan menggunakan city check-in di kantor penjualan Garuda.
Barang berharga (obat, uang, perhiasan, dokumen, surat berharga, hp, camera, handycam dan lainnya) harap disimpan/dibawa penumpang sendiri. Bagasi kabin maksimal berukuran panjang 56 cm, lebar 26 cm dan tebal 23 cm.
Bagaimana Memilih Maskapai Penerbangan ?
WAWASAAN:
ADA EMPAT HAL PENTING YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN PENUMPANG KETIKA MEMILIH SEBUAH MASKAPAI PENERBANGAN. KESELAMATAN KITA. KENYAMANAN KITA. WAKTU KITA. DAN BAGASI KITA.
Semakin banyak maskapai penerbangan harusnya akan menguntungkan penumpang. Persaingan antar maskapai akan membuat penumpang dimanjakan karena terjadi persaingan harga tiket dan pemberian layanan.
Tetapi, benarkah demikian ? Tawaran tiket murah belum tentu memberikan kenyamanan. Moleh jadi, tawaran tiket murah justru dapat mengelabui kita yang butuh KESELAMATAN, KENYAMANAN, KETEPATAN WAKTU atau KECERMATAN PENANGANAN BAGASI.
Di Indonesia saat ini tercatat sudah hadir 24 airlines. Selain berarti lebarnya pilihan bagi para penumpang, kenyataan ini sekaligus juga berarti penumpang harus pintar memilih. Kita sudah belajar dari pengalaman pahit di masa lalu. Deregulasi perbankan yang memunculkan ratusan bank baru. Tetapi sebagian besar bank itu kemudian malah menjadi beban masyarakat.
Pada dasarnya, pilihan penumpang memang terpulang pada seberapa jauh ia bersedia menerima kondisi terburuk dari keempat unsure di atas. Seorang wisatawan hemat, mungkin tak berkeberatan naik pesawat yang punya reputasi sering terlambat, sepanjang tiketnya murah. Sebaliknya, seorang professional, pengusaha atau pebisnis berjadwal ketat tidak keberatan membayar tiket mahal untuk terbang dengan maskapai yang punya catatan bagus soal ketepatan waktu.
Seorang mahasiswa dengan anggaran terbatas mungkin juga tidak keberatan terbang selama satu jam tanpa diberi hidangan karena ia akan segera bertemu dengan orang tua, famili bahkan kekasihnya di kota tujuan. Sebaliknya, seorang profesional perempuan mungkin enggan duduk berdempetan di sebelah seorang yang bajunya berkeringat dan cara makannya amburadul.
Ada harga ada rupa, begitu kata pemeo. Pilihan atas maskapai penerbangan memang sepenuhnya bergantung pada kebutuhan masing-masing penumpang. Selamat Memilih Maskapai Penerbangan Dengan Cerdas !
ADA EMPAT HAL PENTING YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN PENUMPANG KETIKA MEMILIH SEBUAH MASKAPAI PENERBANGAN. KESELAMATAN KITA. KENYAMANAN KITA. WAKTU KITA. DAN BAGASI KITA.
Semakin banyak maskapai penerbangan harusnya akan menguntungkan penumpang. Persaingan antar maskapai akan membuat penumpang dimanjakan karena terjadi persaingan harga tiket dan pemberian layanan.
Tetapi, benarkah demikian ? Tawaran tiket murah belum tentu memberikan kenyamanan. Moleh jadi, tawaran tiket murah justru dapat mengelabui kita yang butuh KESELAMATAN, KENYAMANAN, KETEPATAN WAKTU atau KECERMATAN PENANGANAN BAGASI.
Di Indonesia saat ini tercatat sudah hadir 24 airlines. Selain berarti lebarnya pilihan bagi para penumpang, kenyataan ini sekaligus juga berarti penumpang harus pintar memilih. Kita sudah belajar dari pengalaman pahit di masa lalu. Deregulasi perbankan yang memunculkan ratusan bank baru. Tetapi sebagian besar bank itu kemudian malah menjadi beban masyarakat.
Pada dasarnya, pilihan penumpang memang terpulang pada seberapa jauh ia bersedia menerima kondisi terburuk dari keempat unsure di atas. Seorang wisatawan hemat, mungkin tak berkeberatan naik pesawat yang punya reputasi sering terlambat, sepanjang tiketnya murah. Sebaliknya, seorang professional, pengusaha atau pebisnis berjadwal ketat tidak keberatan membayar tiket mahal untuk terbang dengan maskapai yang punya catatan bagus soal ketepatan waktu.
Seorang mahasiswa dengan anggaran terbatas mungkin juga tidak keberatan terbang selama satu jam tanpa diberi hidangan karena ia akan segera bertemu dengan orang tua, famili bahkan kekasihnya di kota tujuan. Sebaliknya, seorang profesional perempuan mungkin enggan duduk berdempetan di sebelah seorang yang bajunya berkeringat dan cara makannya amburadul.
Ada harga ada rupa, begitu kata pemeo. Pilihan atas maskapai penerbangan memang sepenuhnya bergantung pada kebutuhan masing-masing penumpang. Selamat Memilih Maskapai Penerbangan Dengan Cerdas !
Pemeriksaan Berkala Aircraft
Sebagai maskapai yang puluhan tahun sarat pengalaman mengelola bisnis penerbangan, Garuda dalam operasional penerbangannya secara konsisten mengikuti prosedur yang ditetapkan otoritas kelaikan udara di dalam maupun di luar negeri.
Seluruh pesawat Garuda menjalani proses pemeriksaan dan perawatan secara intensif di Garuda maintenance Facility Aero Asia-anak perusahaan Garuda yang bergerak dalam bisnis MRO(Maintenance, Repair, Overhaul). Perawatan pesawat Garuda dilakukan sesuai dengan standar internasional dan ditangani pula oleh para teknisi berlisensi international.
Sebelum berangkat, pesawat Garuda mejalani pre-flight check setiap pagi selama satu jam. Saat transit, Garuda melaksanakan transit check sekitar 40 menit. Setelah pesawat landing pun pemeriksaan tetap dilakukan (daily check atau night stop check) yang memakan waktu 3 jam. Pendek kata, setiap berada di darat sekalipun, kelaikan terbang pesawat Garuda selalu diperiksa.
Tidak itu saja. Pemeriksaan berkala pun wajib dilaksanakan, seperti weekly check(pemeriksaan seminggu sekali) dala letter check(A, C dan D check). Letter check diakukan berkaitan dengan jam terbang pesawat.
Contohnya A-check, yakni pemeriksaan setelah pesawat menempuh 300 jam terbang, antara lain memeriksa rangka pesawat, mesin, component pesawat, termasuk landing gear-nya. Pemeriksaan A-check butuh waktu satu hari.
C-check dilakukan setiap 4.000 jam terbang dengan item pemeriksaan yang lebih banyak lagi dan memakan waktu sekitar 10 hari. Sedangkan D-check merupakan pemeriksaan penyeluruh terhadap pesawat yang dilakukan selama 32 hari.
Itulah contoh kecil, betapa ketatnya Garuda mengupayakan kehandalan pesawat yang akan dioperasikan. Tapi pada akhirnya memang penumpanglah yang akan menentukan pilihan-airlines mana yang akan mereka gunakan.
Penumpang bisa saja mengorbankan sedikit kenyamanan sebagai kompensasi untuk tiket murah. Namun dalam hal keselamatan penerbangan, adakah yang sudi kompromi ?. Untuk itu, berhati-hatilah ketika memilih airlines. Jadi tidak perlu terpikat dengan murahnya tiket. Buat apa ? Jika akhirnya harus kecewa.
Seluruh pesawat Garuda menjalani proses pemeriksaan dan perawatan secara intensif di Garuda maintenance Facility Aero Asia-anak perusahaan Garuda yang bergerak dalam bisnis MRO(Maintenance, Repair, Overhaul). Perawatan pesawat Garuda dilakukan sesuai dengan standar internasional dan ditangani pula oleh para teknisi berlisensi international.
Sebelum berangkat, pesawat Garuda mejalani pre-flight check setiap pagi selama satu jam. Saat transit, Garuda melaksanakan transit check sekitar 40 menit. Setelah pesawat landing pun pemeriksaan tetap dilakukan (daily check atau night stop check) yang memakan waktu 3 jam. Pendek kata, setiap berada di darat sekalipun, kelaikan terbang pesawat Garuda selalu diperiksa.
Tidak itu saja. Pemeriksaan berkala pun wajib dilaksanakan, seperti weekly check(pemeriksaan seminggu sekali) dala letter check(A, C dan D check). Letter check diakukan berkaitan dengan jam terbang pesawat.
Contohnya A-check, yakni pemeriksaan setelah pesawat menempuh 300 jam terbang, antara lain memeriksa rangka pesawat, mesin, component pesawat, termasuk landing gear-nya. Pemeriksaan A-check butuh waktu satu hari.
C-check dilakukan setiap 4.000 jam terbang dengan item pemeriksaan yang lebih banyak lagi dan memakan waktu sekitar 10 hari. Sedangkan D-check merupakan pemeriksaan penyeluruh terhadap pesawat yang dilakukan selama 32 hari.
Itulah contoh kecil, betapa ketatnya Garuda mengupayakan kehandalan pesawat yang akan dioperasikan. Tapi pada akhirnya memang penumpanglah yang akan menentukan pilihan-airlines mana yang akan mereka gunakan.
Penumpang bisa saja mengorbankan sedikit kenyamanan sebagai kompensasi untuk tiket murah. Namun dalam hal keselamatan penerbangan, adakah yang sudi kompromi ?. Untuk itu, berhati-hatilah ketika memilih airlines. Jadi tidak perlu terpikat dengan murahnya tiket. Buat apa ? Jika akhirnya harus kecewa.
Keselamatan Penerbangan
Dalam mengoperasikan penerbangan, keselamatan penerbangan yang menyangkut keselamatan manusia adalah hal yang mutlak. Namun demikian, kenyataannya, bisa saja ada maskapai yang memanfaatkan beberapa celah terkait dengan ketentuan teknis dan pengoperasian pesawat sesuai yang ditetapkan regulator.
Pada praktiknya, sekalipun keselamatan penerbangan merupakan aturan yang sangat ketat, namun tidak menutup kemungkinan, operator penerbangan memanfaatkan berbagai celah yang memang dapat ditawar. Contohnya, pesawat sebetulnya dilengkapi dengan dua hingga tiga autopilot system, tapi masih diijinkan bila yang berfungsi hanya satu autopilot system. Dan tentunya masih banyak contoh yang lain.
Dalam istilah teknis penerbangan, kondisi tidak sempurna yang diijinkan dalam koridor keselamatan penerbangan itu disebut ”open item”. Open item tersebut hanya berlaku pada kategori tertentu dengan batasan waktu yang berbeda-beda. Artinya, semakin banyak open item pada sebuah pesawat, semakin rendah tingkat keselamatan pesawat terbang tersebut. Sayangnya, masih juga terjadi praktik-praktik yang memungkinkan ditundanya pemeliharaan dan perawatan pesawat, misalnya perawatan berkala tahap D (overhaul) yang membutuhkan waktu dan biaya yang besar ataupun open item yang melewati batas waktunya tanpa diketahui penumpang.
Kondisi menyerempet bahaya seperti itu merupakan tabu besar bagi Garuda Indonesia. Garuda sama sekali tidak memberi toleransi terhadap open item dan memakai kebijakan dua langkah di atas standar yang ditentukan. Artinya, bagi Garuda, keselamatan penerbangan adalah harga mati. Tak bisa ditawar.
Keselamatan penerbangan tidak hanya menyangkut perawatan dan pemeliharaan pesawat, melainkan juga awak kokpit. Untuk itu Garuda memeriksa kesehatan dan menguji kecapakan para captain dan co-pilot setiap enam bulan sekali, meskipun regulator mengharuskan setiap satu tahun sekali bagi awak kokpit.
Garuda juga melakukan maintenance audit secara ketat untuk memastikan terpenuhinya semua unsur keselamatan penerbangan dalam setiap sisi operasinya. Praktik itu tela membuat Garuda qualified memperoleh sertifikat FAA(Federal Aviation Administration), otoritas kelaikan udara Amerika Serikat.
Garuda memang nenerapkan standar tinggi dalam aspek keselamatan dan keamanan penerbangan. Semua itu dilakukan Garuda untuk memberi layanan terbaik bagi penumpangnya.
Pada praktiknya, sekalipun keselamatan penerbangan merupakan aturan yang sangat ketat, namun tidak menutup kemungkinan, operator penerbangan memanfaatkan berbagai celah yang memang dapat ditawar. Contohnya, pesawat sebetulnya dilengkapi dengan dua hingga tiga autopilot system, tapi masih diijinkan bila yang berfungsi hanya satu autopilot system. Dan tentunya masih banyak contoh yang lain.
Dalam istilah teknis penerbangan, kondisi tidak sempurna yang diijinkan dalam koridor keselamatan penerbangan itu disebut ”open item”. Open item tersebut hanya berlaku pada kategori tertentu dengan batasan waktu yang berbeda-beda. Artinya, semakin banyak open item pada sebuah pesawat, semakin rendah tingkat keselamatan pesawat terbang tersebut. Sayangnya, masih juga terjadi praktik-praktik yang memungkinkan ditundanya pemeliharaan dan perawatan pesawat, misalnya perawatan berkala tahap D (overhaul) yang membutuhkan waktu dan biaya yang besar ataupun open item yang melewati batas waktunya tanpa diketahui penumpang.
Kondisi menyerempet bahaya seperti itu merupakan tabu besar bagi Garuda Indonesia. Garuda sama sekali tidak memberi toleransi terhadap open item dan memakai kebijakan dua langkah di atas standar yang ditentukan. Artinya, bagi Garuda, keselamatan penerbangan adalah harga mati. Tak bisa ditawar.
Keselamatan penerbangan tidak hanya menyangkut perawatan dan pemeliharaan pesawat, melainkan juga awak kokpit. Untuk itu Garuda memeriksa kesehatan dan menguji kecapakan para captain dan co-pilot setiap enam bulan sekali, meskipun regulator mengharuskan setiap satu tahun sekali bagi awak kokpit.
Garuda juga melakukan maintenance audit secara ketat untuk memastikan terpenuhinya semua unsur keselamatan penerbangan dalam setiap sisi operasinya. Praktik itu tela membuat Garuda qualified memperoleh sertifikat FAA(Federal Aviation Administration), otoritas kelaikan udara Amerika Serikat.
Garuda memang nenerapkan standar tinggi dalam aspek keselamatan dan keamanan penerbangan. Semua itu dilakukan Garuda untuk memberi layanan terbaik bagi penumpangnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)